Sunday, October 18, 2009

TANAMAN OBAT BUAT SI KECIL

Duh, Si Kecil sakit? Jangan panik dulu. Jika punya tanaman atau bumbu dapur yang berkhasiat obat, bisa, kok, dijadikan pertolongan pertama. Murah dan mudah didapat.
Menurut dr.Adji Suranto, SpA, Ketua Bidang Penelitian Pengembangan Asosiasi Pengembangan Tanaman Obat Indonesia (APTOI), kita perlu besyukur, karena Indonesia dikaruniai ratusan tanaman berkhasiat obat.
Obat tradisional yang berasal dari batang, daun, bunga, biji, buah, kulit, hingga akar itu pun telah digunakan leluhur kita secara turun temurun. “Bahkan, setiap daerah atau etnis tertentu punya tata cara pengobatan tersendiri, sesuai ilmu yang dimiliki, serta kedaaan alam dan tumbuhan yang hidup di wilayah itu,” papar Adji.

Tanaman obat ini, kata Adji, terbagi ke dalam dua macam. Pertama, herbal yang sudah dikeringkan, atau disebut simplisia. Kedua, tanaman yang masih segar, atau langsung dipetik dari pohonnya, sehingga kadar air yang dikandungnya masih banyak. Penggunaannya bisa sebagai obat dalam (diminum/ oral) atau obat luar/ topikal (dioleskan, digosok, maupun untuk obat pijat).
Pembuatan tanaman untuk obat dalam, diproses melalui tahap rebusan. Proses merebus ini bertujuan untuk mengekstrak atau menarik zat-zat aktif dari dalam tanaman obat dengan media air. Sebab, air dikenal sebagai zat pelarut yang baik.
Lamanya merebus tanaman herbal tergantung dari tekstur masing-masing tanaman obat. Jika seratnya halus, seperti bunga melati, daun pegagan, dan daun kumis kucing, cukup direbus sekitar 15 menit saja. Cairan hasil rebusan yang telah disaring kemudian disebut infusa. Cara membuat infusa seperti halnya merebus minuman teh.
Caranya, siapkan simplisia kering 25-30 gr atau bahan segar 75-90 gr. Bahan itu direbus dalam air (500 cc) selama 15 menit atau hingga volume air jadi setengahnya. Untuk membuat infusa yang akan dicampur madu, air yang dipakai untuk merebus herbal harus dikurangi, sekitar 300 cc. Kemudian infusa dicampur dengan 150 cc madu.
Jika ingin dibuat menjadi sirup, campur infusa dengan 300 cc madu (1:2). Pencampuran bisa dilakukan dengan cara diaduk sambil dipanaskan pada suhu kurang dari 60 derajat Celcius. Infusa yang tidak dicampur dengan madu memiliki daya tahan hingga 48 jam jika disimpan di kulkas. Sedangkan infusa yang dicampur madu bisa bertahan lebih lama, hingga 1 bulan.
Jangan Pakai ­Alumunium
Untuk tanaman berbahan keras, misalnya kayumanis, cengkih, atau batang brotowali, perebusan akan memakan waktu 3 kali lebih lama (sekitar 45 menit). Hasil dari rebusannya disebut dekok.
Cara membuat dekok, siapkan simplisia 25-35 gr atau bahan herbal segar 75-90 gr. Iris tipis, lalu rebus dalam air mendidih sebanyak 750 cc, hingga volume airnya menjadi 250 cc, atau sepertiganya.
Air rebusan yang telah disaring inilah yang disebut dekok. Sama seperti membuat infusa bermadu, dekok yang akan ditambahi madu, volume air untuk merebusnya dikurangi hingga sepertiganya (500cc). Dekok (150 cc) dicampur dengan 300 cc madu (1:2) sambil diaduk di atas suhu 60 derajat Celcius.
Campuran tadi sebaiknya dimasukan ke dalam toples dan ditutup rapat. Bila disimpan dalam kulkas minuman obat ini akan memiliki daya tahan hingga 2-3 bulan. Kedua madu herbal tadi, Madu Infusa dan Madu Dekok, dapat dipakai sewaktu-waktu jika diperlukan.